10 Aspek Degradasi Moral dan 11 Prinsip Pendidikan
Karakter
Menurut Thomas Lickona (Sutawi, 2010), ada 10
aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda
kehancuran suatu bangsa
Kesepuluh tanda tersebut adalah:
1.
meningkatnya kekerasan
pada remaja
2.
penggunaan kata-kata
yang memburuk
3.
pengaruh peer
group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan
4.
meningkatnya penggunaan
narkoba, alkohol dan seks bebas
5.
kaburnya batasan moral
baik-buruk,
6.
menurunnya etos kerja
7.
rendahnya rasa hormat
kepada orang tua dan guru
8.
rendahnya rasa tanggung
jawab individu dan warga negara
9.
membudayanya
ketidakjujuran
10.
adanya saling curiga dan
kebencian di antara sesama.
Meski dengan intensitas
yang berbeda-beda, masing-masing dari kesepuluh tanda tersebut tampaknya
sedang menghinggapi negeri ini. Dari kesepuluh tanda-tanda tersebut, saya melihat aspek yang kesembilan yakni
membudayanya ketidakjujuran tampaknya menjadi persoalan serius di negeri
ini. Kejujuran seolah-olah telah manjadi barang langka.
Atas dasar itulah maka pendidikan
karakter menjadi amat penting. Pendidikan karakter menjadi tumpuan harapan bagi
terselamatkanya bangsa dan negeri ini dari jurang kehancuran yang lebih dalam.
Meski hingga saat ini
belum ada rumusan tunggal tentang pendidikan karakter yang efektif, tetapi
barangkali tidak ada salahnya jika kita mengikuti nasihat dari Character
Education Partnership bahwa untuk dapat mengimplementasikan program
pendidikan karakter yang efektif, seyogyanya memenuhi beberapa prinsip berikut
ini:
1.
Komunitas sekolah
mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai
landasan karakter yang baik.
2.
Sekolah berusaha
mendefinisikan “karakter” secara komprehensif, di dalamnya mencakup
berpikir (thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing).
3.
Sekolah menggunakan
pendekatan yang komprehensif, intensif, dan proaktif dalam pengembangan
karakter.
4.
Sekolah menciptakan
sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring)
5.
Sekolah menyediakan
kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan berbagai tindakan moral
(moral action).
6.
Sekolah menyediakan
kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat menghargai dan
menghormati seluruh peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan
berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.
7.
Sekolah mendorong siswa
untuk memiliki motivasi diri yang kuat
8.
Staf sekolah ( kepala
sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis yang senantiasa
berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah
disepakati. Mereka menjadi sosok teladan bagi para siswa.
9.
Sekolah mendorong
kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh terhadap gagasan
pendidikan karakter dalam jangka panjang.
10.
Sekolah melibatkan
keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter
11.
Secara teratur, sekolah
melakukan asesmen terhadap budaya dan iklim sekolah, keberfungsian para
staf sebagai pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana siswa dapat
mewujudkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan
pengembangan dan peningkatan nilai-nilai inti etika di sekolah, tentusaya gembira jika sekolah-sekolah kita dapat
menempatkan kejujuran sebagai prioritas utama dalam
pengembangan program pendidikan karakter di sekolah. Gordon Allport menyebutkan
bahwa kejujuran adalah mahkota tertinggi dari sistem kepribadian individu.
Jadi. sehebat apapun kepribadian seseorang jika di dalamnya tidak ada
kejujuran, maka tetap saja dia hidup tanpa mahkota, bahkan mungkin justru
dia bisa menjadi manusia yang berbahaya dan membahayakan
by guru mat mtsn jmbwgbajangtalun